Setelah menjelajah dan melihat isi Fort Cornwallis, gw melanjutkan melangkah ke arah
salah satu world heritage Site oleh Unesco, yaitu Goerge town. Dan backpacking
gw di penang pun berlanjut.
Gw keluar ke arah kanan dari
gerbang tempat gw masuk tadi, kembali ke arah pantai. Lalu menuju ke kiri, gw
melewati sebuah taman dipinggir laut yang sepertinya enak untuk duduk-duduk
santai, tapi gw lebih memilih melanjutkan perjalanan, setelah beberapa langkah gw
sampai di salah satu monument yang bikin hati agak miris. Monument itu adalah
War Monument, yaitu monumen untuk memperingati perang yang sudah terjadi, ada
perang dunia 1, perang dunia 2, dan perang dalam negeri Malaysia, termasuk
konfrontasi Indonesia – Malaysia.
“ Perang mungkin membuat kepuasan batin karena bisa saling mengalahkan,
tapi yang tersisa dari egoisme masing-masing hanyalah kehancuran.”
Di seberang War Monument terdapat
sebuah gedung megah yang bergaya victoria, gedung tersebut terlihat terawat
dengan cat putih bersih seperti baru tanpa coretan vandalisme di dindingnya,
dan mungkin masih dalam bentuk aslinya.
Gedung tersebut adalah Penang Municipal Town Hall (kalo mau tau ini apa,
ada kok di google, cari sendiri ya). Setelah mengagumi gedung tua dan terawat
tersebut gw melanjutkan langkah ke arah Jalan Masjid Kapitan Keling, untuk
mencari salah satu landmark penang lainnya, yaitu Masjid Kapitan Keling.
War Monument |
Penang Municipal Town Hall |
#Marking Goerge Town are tour around Goerge
Town to discover the unique wrought-iron caricatures with anecdotal
descriptions of the streets that they adorn
Jadi singkatnya Marking Goerge
Town ini adalah street art yang dibikin dari besi atau lukisan, yang
menunjukkan deskripsi dari jalan tempat street art itu berada. Ada banyak
street art di Goerge Town ini, kalo mau tau jumlahnya ada berapa dan
deskripsinya apa, lo bisa liat di brosur wisata yang bisa diambil di bandara.
Gw melewati jalan Masjid kapitan
keling dan melihat landmark pertama, yaitu Kuil Kuan Yin, gw ga masuk tempat
ini walaupun penasaran, kenapa??, karena banyak orang lain yang sedang berdoa
disini, dan gw ga mau ganggu ritual ibadah mereka. Gw melanjutkan berjalan ke
arah selatan, ke ujung jalan dimana masjid ini berada. Sepanjang jalan ada
beberapa street art yang gw lewati, dan
gw ga menyianyiakan kesempatan bernarsis. Sesampainya di Masjid yang
dituju, pintu gerbang pagar luar masih ditutup, untung gw membatalkan niat
solat jumat disini, jadi ga bingung nunggu dimana.
Kuan Yin Temple |
Some Of The Street Art |
Masjid Kapitan Keling |
Gw kembali melihat peta untuk
menemukan kitab suci salah satu Street art terkenal, yaitu kids on
bicycle. Gw terus jalan ke arah selatan, di gang kedua arah selatan mesjid
kapitan keeling gw belok ke kiri, di ujung jalan gw menemukan apa yang gw cari,
Street art Kids on Bicycle, cukup mudah, yang sulit adalah mendapatkan area yang kosong untuk mengambil foto, karena
banyak orang yang sudah mengantri, jadi kalo gagal dapet gambar yang bagus ya
harus ngantri lagi karena banyak yang udah nungguin. Ceklik, ceklik, ceklik,
tiga kali percobaan pertama gagal, gw harus ngulang ngantri lagi, ceklik,
ceklik, percobaan kedua juga gagal ngambil foto selfie. Akhirnya gw nyerah, gw
minta tolong sama turis lain yang juga ngantri buat ngambilin foto, sebagai
gantinya, gw harus striptease ngambil foto mereka sekeluarga, deal yang
cukup adil.
The Famous Kids On bicycle |
Setelah capek pusing-pusing nyari
street art lain, perut gw udah mulai keroncongan. Gw memutuskan balik ke komtar
buat makan salah satu masakan khas penang yang kata orang belum ke penang kalo
ga makan itu, makanan itu adalah nasi kandar. Gw nunggu bis CAT di salah satu bus stop yang Cuma ditandai oleh
rambu yang ukurannya agak kecil, kalo lo ga jeli bakal kelewatan. Gw udah
menyiapkan diri buat nunggu lama karena ini adalah bis gratis, dalam pikiran gw
yang namanya bisa gratis pasti armadanya dikit. But lucky me, setelah kurang
dari 10 menit bis dateng, dan gw bisa ngadem didalem bis. Bis ini tujuan
akhirnya di jetty, setelah sampai jetty gw turun dari bis (lah kok turun??,
katanya mau ke komtar), tenang sodara-sodara,
gw Cuma pindah bis, karena jetty ini semacam terminal, jadi bis yang gw
tumpangin tadi ada di antrian bis paling belakang. Gw melanjutkan perjalanan ke
komtar dengan naik ke bis di antrian paling depan.
Sepanjang jalan terlihatlah
bagaimana goerge town, kota dengan bangunan-bangunan tua yang sangat terawat.
Banyak bangunan tua tersebut yang dijadikan perkantoran baik oleh swasta
ataupun pemerintah.
#Marking
Goerge Town adalah salah satu promosi pariwisata yang berhasil. Mudah-mudahan
pemda di kota-kota Indonesia juga bisa melihat potensi wisata daerahnya, dan
mempromosikan daerahnya dengan baik. salah satu kota yang menurut gw bisa
dijadikan wisata kota tua seperti penang ini adalah Surabaya.
Sesampainya di Komtar, gw makan
di salah satu ruko deket situ. Nasi kandar adalah, nasi dan lauk khas India
peranakan. Nasi yang sudah ditanak dengan rempah, disiram oleh kuah kari
kental, ditemani sayuran dan lauk yang bisa dipilih. Gw makan nasi tomat dengan
sayuran yang dimasak dalam kuah kari dan ayam goreng. Entah kenapa gw selalu
suka ayam goreng melayu ini, bumbunya gurih dan enak diemutin sampe tulangnya.
Harga makanan ini sekitar 13 ringgit karena plus minum teh tarik.
Belum ke Penang kalo belum makan ini, Nasi Kandar |
Karena waktu udah hampir memasuki
saat solat jumat, gw berhenti dari aktifitas sejenak untuk solat Jumat, mesjid
di penang ini cukup banyak. Gw solat di mesjid yang deket sama tune hotel, Nama
Mesjidnya adalah Mesjid Jamek Titi Papan. Di mesjid ini gw menemukan budaya
baru, kalo biasanya mesjid di Indonesia nyediain minuman gratis, yaitu air
mineral gelas, disini yang disediakan adalah pisang ambon. Sebagai traveler
kere ya gw ambil 1 biji, trus gw masukin tas buat bekel nanti malem, kalo-kalo
gw ga nemu makanan halal di Hat Yai.
Di Plastik Kuning itu isinya pisang |
Setelah solat Jumat, gw
melanjutkan jalan-jalan lagi. kali ini tujuan gw adalah Jl. Penang. Disini
adalah tempat kalo lo mau belanja oleh-oleh, banyak baju-baju dan aksesoris
lain yang biasa dijadiin oleh-oleh, seperti gantungan kunci dijual disini. Ga
banyak yg gw beli disini, gw beli kopi penang (penang cukup terkenal karena
kopinya yang enak), dan the tarik buat istri. Setelah panas-panasan belanja, gw
nyari cendol legendaris, setelah itu gw mutar muter aja sekitar komtar,
sekalian mijit. Tentu saja gw mijitnya di kursi pijit, bukan sama cewe di spa,
karena gw adalah backpacker syariah.
Boleh kakak pijitnya, 1 ringgit 3 menit |
Sekitar 20 menit sebelum jam
keberangkatan, gw udah duduk manis di travel menunggu Minivan. Banyak juga
bule-bule yang nunggu disitu, tapi mereka akan ke Kuala Lumpur naik double decker
bus. Tepat 5 menit sebelum jam 3, Minivan gw dateng. Gw naik dengan tampan dan
duduk disamping jendela. Minivan ini kayak elf, tapi didalemnya lebih bagus dari
travel Jakarta-bandung, didalem disetel music dengan bahasa yang gak gw kenal,
entah bahasa Thai atau Cina gw gak ngerti. Perlahan pasti minivan ini
meninggalkan komtar untuk menuju ke Terminal Sungai Nibong dan Malaysia Sains
University untuk menjemput penumpang selanjutnya, setelah minivan ini penuh,
perlahan dan pasti gw meninggalkan Penang melewati Penang Bridge untuk menuju
Thailand, tepatnya Hat Yai.
Comments
Post a Comment
comment anda adalah motivasi saya untuk lebih baik dalam menulis