Sebenarnya pemilik e-paspor dapat
bebas dari mengurus visa, tetapi bukan berarti bisa langsung menuju jepang
tanpa mengurus sesuatu, pemilik e-paspor diharuskan mendaftarkan paspornya ke
kedutaan jepang tanpa biaya.
Sialnya paspor gw masih model
lama, dan sangat tanggung untuk mengganti ke e-paspor karena paspor gw akan
habis masa berlakunya di November 2016. Sehingga untuk mendapatkan ijin masuk
jepang gw harus membuat visa di kedutaan besar Jepang.
Pengertian
Babymoon
Berkenaan dengan judul, bagi yang
belum tau, maka gw akan menjelaskan apa itu babymoon.
Menurut link ini, babymoon adalah
“ honeymoon sebelum melahirkan Si Kecil.
Jika honeymoon dilakukan setelah menikah maka babymoon dilakukan sebelum atau
sesudah melahirkan. Di masa inilah kamu dan pasangan dapat menikmati ketenangan
di tempat-tempat eksotis sebelum menjadi orangtua dan kekurangan waktu tidur
demi mengurus bayimu. “
Nah, kenapa trip ini dinamakan
babymoon???, karena sebentar lagi Insya Allah member traveler gw akan
bertambah, sekitar 3 bulan lagi si baby akan lahir. Dan memang waktu hamil 6
bulan ini adalah saat yang pas untuk traveling.
Oke, karena untuk mengajukan visa
butuh persyaratan yang harus dipenuhi, maka ini adalah daftar persyaratannya
yang gw sadur dari website kedutaan :
1.
Paspor
Sudah
jelas kan, kalau keluar negeri butuh ini, ga usah dijelasin lagi paspor itu
apa.
2. Formulir permohonan visa, dan Pasfoto terbaru
(ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil
editing, dan jelas/tidak buram)
Selanjutnya
formulir permohonan visa.Formulirnya bisa di download di website resmi kedutaan Jepang.
Selanjutnya
adalah foto yang ukurannya ga lazim buat orang Indonesia. Untuk foto ini, tips
dari gw adalah fotolah di studio foto (bukan studio recording) yang sering
melayani pembuatan foto untuk visa, seperti studio foto yang banyak tersebar di
jalan sabang. Gw kemarin foto di studio yang namanya Jakarta Foto, prosesnya
cepet ga ada setengah jam, dan biaya per orang Cuma Rp.40.000. tinggal bilang saja mau foto untuk visa Jepang, si penjaga toko akan tau dan mengerti keinginanmu, sungguh laki-laki yang pengertian.
3.
Foto kopi KTP (Surat Keterangan Domisili)
Ini
juga sudah jelas. Tips dari gw, fotocopy di kertas A4 dan jangan dipotong
4.
Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan
Belajar (hanya bila masih mahasiswa)
Nah
dokumen ini buat yang masih berstatus mahasiswa (jadi skripsi udah sampe
mana??).
Kalo
yang udah kerja, mintalah surat keterangan kerja dari kantor dengan menggunakan
bahasa Inggris.
5.
Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat
membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
Yang
ini juga cukup jelas, print semua tiket yang udah lo booking dari keluar Negara
lo sampe lo masuk ke Negara lo lagi, print juga bukti booking hotel dan
transportasi selama di jepang
6.
Jadwal Perjalanan (semua kegiatan sejak masuk
hingga keluar Jepang)
Jadwalnya
bisa di download disini. Untuk tips dari gw, isi jadwal jangan terlalu heboh,
jangan juga terlalu santai, pokoknya yang sedang-sedang aja. Misalnya dalam 1
hari lu tulis akan ngunjungin Disneyland dan Disneysea, ga logis kan dalam satu
hari lu ngunjungin 2 tempat hiburan (kecuali lu kaya dan kesana Cuma buat pamer
foto). Contoh yang wajar adalah dalam 1 hari lu ngunjungin tempat wisata di
Tokyo bagian barat, kayak Shinjuku, Harajuku dan Shibuya. Dan besoknya lu
ngunjungin Tokyo bagian timur kayak akibahara, asakusa, Tokyo tower.
7. Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan
dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dlsb. (Bila pemohon lebih
dari satu)
Ini
akan susah kalo lu adalah Sun Go kong yang lahir dari batu, tapi kalo lu pergi
sama istri/suami, ya kasih aja fotocopy Kartu Keluarga.
8.
Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan:
Dokumen
ini bisa rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir.
Kalo gw kemaren minta surat rekomendasi bank dan kasih fotocopy buku tabungan juga.
Kalo gw kemaren minta surat rekomendasi bank dan kasih fotocopy buku tabungan juga.
Surat
rekomendasi ini biayanya beda-beda tergantung bank, gw kemarin minta di bank
Permata dan kena Biaya Rp.50.000
Syarat
permohonan di atas adalah visa untuk kunjungan wisata dengan biaya sendiri
(pengennya si ada yg sponsorin).
Pemberitahuan untuk penyerahan dokumen |
PENGURUSAN VISA
Setelah semua
lengkap, datanglah ke kedutaan besar Jepang, dalam kasus gw adalah di Jakarta
yang ada di jalan M.H Thamrin , disamping EX Plaza Indonesia. Saran gw naik
umum aja karena parkir susah, mau motor atau mobil agak susah. Tapi kalo lo
tetep mau naik motor, bisa parkir di Deutsche Bank building atau wisma mandiri.
Dan kalo mobil bisa parkir di Plaza Indonesia, lalu setelah itu kayang 100x berjalan kaki dengan jarak lumayan ke kedutaan.
Oh iya, semua
dokumen harus diurutkan lengkap dari nomer 2-8, dan semua dokumen harus pake
kertas A4, satu lagi, dokumen ga boleh di steples, jadi satuin pake paper clip.
Tips lagi ni
untuk foto yang ditempel di form permohonan visa, tempelnya jangan pake lem,
tapi pake double tape supaya ga copot-copot.
Nah ini
pengalaman gw waktu ngurus visa :
1.
Gw dateng sekitar jam 9 lewat, dan antrian di
depan gerbang Cuma ada beberapa orang. Gw ga bisa langsung masuk karena harus
nunggu orang yang di dalem keluar ruangan.
2.
Setelah dibolehkan satpam masuk, lagi-lagi gw
harus antri, tapi kali ini adalah antri untuk nukerin KTP dengan ID card.
3.
Setelah dapet ID card, lalu masuk ke ruangan di
sebelah kanan, disini ada ruangan untuk pemeriksaan barang dengan X-ray.
4.
Ruangan pengajuan visa bentuknya kayak loket tiket di stasiun,
setelah masuk pintu, lu harus ambil nomer antrian di mesin yang terletak di
samping loket nomer 5. Ambil antrian yang berkode “A”. setelah dapet nomer
tunggu di bangku-bangku yang disediakan.
nomer tunggu penyerahan dokumen / pengambilan visa |
5.
Setelah nomer lu dipanggil bergegaslah menuju
loket tersebut, lalu serahkan dokumen yang sudah lengkap tadi. Untuk pengajuan
visa ini bisa diwakilkan kok, jadi ga perlu semua orang yang berangkat dateng.
Setelah berkas dinyatakan lengkap oleh petugas loket, lu akan dikasih tanda
terima yang akan digunakan untuk mengambil visa saat udah jadi, waktu tunggu
pembuatan visa adalah 4 hari kerja.
#Tips : untuk yang berprofesi dokter
atau tenaga lepas kayak bu istri, gw nulisnya tidak bekerja, karena si bu istri
bukan dokter tetap di klinik tempat dia jaga. Jadi setelah berkonsultasi dengan
petugas loket yang ramah, maka ditulislah tidak bekerja di kolom pekerjaan.
6.
Setelah melewati malam minggu dengan deg-degan
karena khawatir foto yang diajukan salah, hari selasa siang sekitar jam 12.30
gw udah sampe kedutaan. Ternyata gw belom dibolehin masuk karena loket baru
buka jam 1 siang. Jadi gw makan siang dulu dan balik lagi jam 1 lewat. Untuk
pengambilan ini prosesnya sama seperti saat pengajuan dokumen, mulai dari
antri,nyerahin ktp,dll semuanya sama
7.
Setelah nomer antrian gw dipanggil, gw langsung
datang ke loket dan menyerahkan tanda terima (baca nomer 5). Si petugas
langsung mencari paspor gw, saat itu deg-degan banget apakah visa gw bakal
diterima. kalau ga diterima, lu gak boleh ngajuin visa lagi selama 6 bulan
sejak visa ditolak, dan semua tiket yang udah gw bayar akan hangus.
8.
Si petugas kembali duduk di loketnya dan
voila!!, dia langsung menunjukkan halaman visa di paspor gw dan istri dengan
sticker visa yang sudah ditempel. Alhamdulillah, ucap gw dalam hati. Setelah
itu gw langsung bayar biaya visa (yang saat itu) sebesar Rp. 330.000 tanpa PPN.
DOKUMEN
LAIN
Setelah visa
didapatkan, ada dokumen lain yang diperlukan. Yaitu surat rekomendasi terbang.
Surat
rekomendasi terbang adalah rekomendasi dari dokter spesialis kandungan yang
membolehkan bu istri yang sedang hamil untuk naik pesawat. Biasanya maskapai
punya kebijakan sendiri untuk surat rekomendasi terbang ini.
Dalam kasus gw,
Air Asia mengharuskan penumpang menunjukkan surat rekomendasi terbang saat
kandungan berumur 28-34 minggu. Tapi, walaupun si baby masih 24 minggu saat gw
nulis artikel ini, gw tetep bikin surat rekomendasi, buat jaga-jaga kalau
diminta.
#Info : untuk Air Asia, usia
kandungan 35 minggu udah ga boleh terbang ya.
Surat
rekomendasi ini gw dapet dari dokter spesialis di rumah sakit tempat bu istri
check up kandungan tiap bulan. Oh iya, surat ini maksimal diminta 30 hari
sebelum terbang. Kalo gw minta surat ini H-1 sebelum berangkat.
Akhirnya semua
dokumen didapat dan gw beserta bu istri akan menjemput impian mengunjungi
negeri matahari terbit.
Ngurus dokumen
ini ribet ga wi??, Ya lumayan, tapi nikmati aja prosesnya.
“If you can dream it, you can do it” –Anonymous-
Mudah2an
pengalaman di atas bisa ngebantu pembaca ya, jadi sudah pada siap menjemput
impian??.
NB : kalo ada pertanyaan bisa ditulis di komen blog ini atau dm gw di twitter. gw akan dengan senang hati membantu :)
NB : kalo ada pertanyaan bisa ditulis di komen blog ini atau dm gw di twitter. gw akan dengan senang hati membantu :)
Comments
Post a Comment
comment anda adalah motivasi saya untuk lebih baik dalam menulis