Cerita backpacking penang gw
berlanjut, supaya lebih nyambung, ada baiknya baca yang episode 1 dulu.
Sebenernya pagi ini gw berniat
bangun jam 5, tapi apa daya, gw kebangun 1 jam lebih lambat, yaitu jam 6. Di
penang zona waktu yang dipakai adalah GMT+8, jadi jam 6 disana itu masih subuh
dan gelap. Gw langsung aja bengang bengong ga jelas ngumpulin nyawa, abis itu
gw langsung packing dan mandi, lalu tanpa membantu ibu membersihkan tempat
tidur gw langsung check out dan mencari dimana travel tempat gw akan naik
minivan ke Hat Yai.
Lokasi New Asian Travel ini agak
nyempil, tapi insting seorang petualang selalu bener, dengan sekali belok gw
langsung menemukan dimana lokasi travel ini. Ngapain hayo gw disini, ada
yang tau ga??. Bukan, gw disini bukan
untuk ngelamar jadi supir bis, atau ngelamar yang jaga, karena yang jaga disini
kakek-kakek . gw disini buat nitip tas ransel, jadi gw bisa jalan-jalan tanpa
beban.
Setelah tas aman, gw menuju
tujuan pertama, yaitu fort Cornwallis yang ada Goergtown. Fort Cornwallis ini
adalah benteng perang yang dibangun oleh inggris. Dari komtar gw memanfaatkan
bis gratis yang bernama CAT, kenapa namanya CAT yang kalo diartikan ke bahasa
Indonesia adalah kucing, gw ga tau dan ga mau tau, selama bis gratis ya bodo
amat mau dinamain apa, haha. Bis ini nyaman, pake AC dan berhentinya di halte
yang strategis di landmark goergtown , rada ngebut, mungkin karena kebelet kali
supirnya.
Gw turun di halte bis tepat
sebelum benteng ini, jalan beberapa langkah ke arah benteng, lalu belok kiri
menelursuri tembok benteng ketemulah pintu masuk disitu. Gw ga langsung masuk
karena gw ngeliat pantai, insting gw langsung menuju kesana untuk duduk-duduk
santai dipinggir pantai. Entah ngapain, gw ga ngerti, saat itu gw Cuma pengen
menikmati salah satu hasil ciptaan yang maha kuasa yang disebut lautan. Dari
sini gw bisa langsung melihat selat malaka.
#random : entah kenapa bau lautan
selalu membuat gw tenang, sayang sekali pantai di Jakarta ini untuk masuknya
kita harus bayar, kalo gratis pasti gw akan menulis cerita ini disana.
#random |
Setelah puas menikmati udara lautan, gw
melangkahkan kaki ini ke pintu gerbang fort Cornwallis. Di pintu gerbang
tertulis harga tiket untuk turis asing sebesar 30 ringgit. Cukup mahal juga,
tapi gw tetep masuk karena pengen aja, ga tau kenapa, haha. Setelah membayar gw
mendapatkan sebuah gelang kertas sebagai tanda masuk, juga mendapatkan sebotol
air mineral.
At the gate |
Gw memulai eksplorasi dengan
berbelok ke kanan. Di pojok benteng ini gw menemukan sebuah chapel atau gereja
tua yang sudah difungsikan sebagai video room. Didalam ruangan chapel yang agak
pengap terdapat sebuah layar besar yang menayangkan sejarah penang beserta fort
Cornwallis ini. Gw ga lama-lama disitu karena bulu kuduk gw merinding, dan ada
perasaan ga nyaman karena suasana ruangan yang agak pengap walaupun sudah
diberi pendingin udara.
Lalu gw melanjutkan ke ruangan
samping chapel, disini gw menemukan ruangan seperti penjara yang sudah
direnovasi, sehingga tidak ada jeruji lagi yang menghalangi. Disini tidak ada
apa-apa kecuali tulisan informasi mengenai sejarah penang yang ditaruh di
dinding dan tengah ruangan, setelah membaca sedikit gw melanjutkan ke ruangan
berikutnya. Diruangan berikutnya kembali tidak ada apa-apa selain tulisan
informasi lagi, tapi periode informasi yang diberikan adalah setelah periode di
ruangan sebelumnya. Dari sini udah bisa ketebak kan, diruangan berikutnya ada
apa lagi, ya kalian benar, diruangan selanjutnya ada informasi mengenai penang
di periode yang lebih modern, begitu pula selanjutnya dan selanjutnya. Gw ga
baca seluruh informasi itu, karena selain
informasi tersebut pasti disediakan oleh Wikipedia, bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris,
sehingga gw agak males buat bacanya.
Setelah melewati ruangan terakhir
yang juga ujung benteng, gw menaiki tangga untuk ke lantai atas benteng. Gw
berbelok ke kanan ke arah chapel, tapi sekarang melewati atas ruangan-ruangan penjara
tadi. Sepanjang jalan hanya ada rumput dan foto-foto penang dan fort Cornwallis
tempo dulu, setelah sampai ujung kita bisa melihat Queen Victoria Memorial clock tower yang ada di
tengah jalan, sepanjang mata memandang, landscape didominasi oleh bangunan tua
yang masih terawat.
Clock Tower |
Gw kembali berjalan menuju tangga
tempat naik tadi, di ujung yang lain ada menara tempat layar dari kapal tua,
entah kenapa ada disitu gw ga tau karena area tersebut dikasih pagar dan ada
tanda dilarang masuk. Gw malanjutkan jalan ke arah kiri, gw melewati sebuah
jembatan kayu yang dibawahnya ternyata pintu masuk benteng di sisi timur. Setelah
foto-foto dan melewati jembatan ini, sampailah gw di ujung benteng, lalu gw
kembali menjelajah ke arah kiri, di sisi ini banyak meriam belina tua
dan foto-foto penang di masa lalu. Sampai diujung ada semacam teras yang
letaknya lebih tinggi dari bagian benteng yang lain, dari teras tersebut
terlihat lebih jelas selat malaka yang membentang.
kenapa ada disitu ya?? |
burung jalak kah?? |
Sebelum tangga turun, disebelah
kanan ada bangunan yang dari informasi adalah sebuah gudang senjata. Sayang
bangunan tersebut seperti tidak terawat dan gerbang masuknya dikunci. Gw
menuruni tangga tersebut sehingga gw kembali sampai di lapangan luas, posisi gw
ada di sebelah kiri pintu masuk. Dibagian bawah ini ada sebuah panggung dan
bangku penonton yang berundak, lalu ada juga toilet. Setelah cukup lelah
menelusuri benteng ini dari ujung ke ujung, gw duduk di salah satu bangku yang
banyak tersebar di area lapangan tengah benteng ini. Gw duduk beristirahat
sekaligus membuka peta, untuk melihat kemana lagi kaki ini melangkah..
Comments
Post a Comment
comment anda adalah motivasi saya untuk lebih baik dalam menulis