Sesampainya di Changi Airport
mulailah perdebatan pertama kami sebagai suami istri, yaitu mau membeli simcard
baru untuk berhubungan eh maksud saya menghubungi keluarga atau menyewa wifi
portable. Akhirnya saya sebagai pemimpin keluarga memutuskan tidak melakukan
keduanya, toh ini liburan pertama kami sebagai suami istri dan saya ga mau
terganggu dengan social media.
Setelah berdebat ga jelas, bukan
debat juga si.haha. kami langsung menuju hotel untuk…………….
……
…...
.......
.......
Kepo ya, pada mau tau ngapain kan,
…….
……
........
ya naro tas trus langsung
jalan-jalan. Hahaha, makanya jangan mesum dulu otaknya.
![]() |
Arrived |
Ternyata ada ke-arbsurb-an
terjadi disini, pertama saat check in kunci kartu kamar kami ga bisa di tab di
sensor lift, jadinya kami kebawa ke lantai tamu lain dan turun lagi ke loby,kami
lalu bilang ke resepsionisnya, setelah dia cek dan program ulang, kami tetep ga
bisa naik karena gw salah cara ngetap kartu ke sensor lift #yaelah, dan
akhirnya dibantu oleh staf India bermuka jutek (lagi-lagi jutek) seperti
pengalaman gw di KL.
Sesampainya di kamar kami
berharap untuk bisa melepas baju tas dan menaruhnya ditempat aman,
ternyata salah. Kamar yang diberikan ke kami masih berantakan seperti kamar yang
dipakai malam pertama. Akhirnya kami kembali lagi ke respsionis dan meminta
kamar baru. Yah namanya hotel murah, kami mendapat kamar yang sudah
dibersihkan, tapi gak tau apakah spreinya diganti, kelihatan agak kusut.
Setelah menaruh tas, kami
langsung keluar kamar dan pergi ke orchard road yang terkenal. Kami turun di
stasiun bernama sama dengan tempat tujuan dan keluar di pintu yang berada di
mal terkenal yaitu ION. Setelah bernarsis, kami berjalan menyusuri orchard,
kami berjalan sampai ke ujung dan menyebrang jalan, lalu menyusuri lagi bagian
seberang lagi, yaitu bagian yang ada lucky plaza sampai ujung lalu kembali
menyebrang lagi di ujung yang satunya. Ga menarik ya, ga juga si, apapun yang
dilakukan bersama istri, apalagi pengantin baru kayaknya menarik aja,hehe. Kami
ga berbelanja disana, Cuma melihat-lihat atau window shoping, karena honeymoon
ini bergaya backpacker. Setelah lelah kami duduk-duduk di kursi yang banyak
tersebar di sepanjang trotoar, karena haus kami membeli es krim singapura yang
banyak dijajakan oleh uncle-uncle(sebutan untuk orang singapur keturuan
tionghoa). Harganya 1,2 SGD. Cukup murah untuk cemilan kami sore itu.
Suasana di orchard ramai sekali
karena saat itu adalah hari minggu. Berbagai jenis dan macam orang kumpul semua
disana, ada TKW yang keliatan sekali dari dandanan menornya dan baju minim
dengan warna bertabrakan, ada turis-turis timteng dengan cadar dan baju hitam
panjangnya, ada rombongan turis cina yang berjalan dalam jumlah yang besar.
Semua seperti tumplek jadi satu di trotoar orchard road yang lebar dan nyaman
karena ga ada pengendara motor yang nerobos seperti di jakarta.
![]() |
Singapore Ice Cream |
Setelah cukup beristirahat, kami
melanjutkan ke tujuan selanjutnya, yaitu landmark singapura, Merlion statue.
Dari orchard kami naik MRT dan turun di stasiun raffles place. Disini lagi-lagi
gw sebagai navigator ga tau arah, gw lupa exit mana yang lansung menuju
merlion.haha. yaudah jadilah kami menikmati JJS dengan nyasar. Setelah 20 menit
kami akhirnya menemukan tujuan kami, itulah yang dinamakan kekuatan cinta.
![]() |
Artwork ini ketemu saat nyasar |
Ternyata sesampainya disana
patung merlion sedang direnovasi, gagallah acara narsis untuk istri yang baru
pertama kali kesana. Akhirnya kami Cuma duduk-duduk lagi memandangi teluk (atau
danau ya?) singapura dan mengobrol. Setelah cukup santai-santainya kami
memutuskan untuk cari makan, karena tadi siang kami Cuma makan mcd tanpa nasi.
Saya mengajak istri untuk makan di pinggiran Singapore river.
Kami berjalan kearah utara,
melewati bawah jembatan, setelah itu menyebrang jalan dan sampailah kami di
belakang fullerton hotel dan disitu ada jalan yang ga setapak juga disamping
Singapore river. Suasana romantispun terjadi, karena sepi kami akhirnya
menyatukan bagian tubuh yang terlarang, yaitu tangan (karena bergandengan
tanganpun dilarang kalau bukan muhrim) #lahjadiceramah. Ehem, dilanjut ya. Kami
berjalan menyusuri jalan tersebut.
Kira-kira beberapa ratus meter
sampailah kami di area restoran di pinggir Singapore river, suasananya sangat romantis,
kebanyakan retoran menawarkan seafood sebagai hidangannya. Tapi kami memutuskan
tidak untuk makan disana, karena lagi-lagi ya masalah harga, semua hidangan
sepertinya lebih dari seratus dolar singapur, itu berarti hampir 950 ribu
rupiah untuk makan berdua. Akhrinya saya memutuskan untuk makan dekat hotel
saja, lalu kami kembali ke hotel dengan kembali menaiki MRT.
Di stasiun MRT aljunied saya
melihat papan tulisan makanan murah, Cuma 2,5 dolar untuk chicken rice.
Akhirnya kamipun memutuskan untuk makan disitu, saya makan nasi lemak dan ayam
goreng upin-ipin style sedangkan istri saya makan chicken rice. Nasi lemak itu
ya kayak nasi uduk, tambahannya ayam goreng yang mantap, ayam digoreng dengan
bumbu-bumbu yang saya ga tau apa, pokoknya enak banget. Sedangkan istri makan
chicken rice, nasinya adalah nasi Hainan, nasi yang dimasak dengan kuah kaldu,
sedangkan ayamnya adalah ayam rebus. Sayangnya ayam tersebut kurang matang,
sehingga tidak dihabiskan. Setelah selesai makan kami kembali ke hotel, dan
saya langsung melepaskan baju saya untuk minta sama istri, mmmm minta dikerok.
Wah ini pas yang Merlion lagi benerin ya, nggak lama pas saya ke sana. Kalau ke Sin riverside, jadi pingin naik perahunya terus, haha...
ReplyDeleteiya,pas banget lagi ditutup renovasi. wah saya belum pernah naik perahunya malah
Delete