Dalam tulisan kali ini gw akan
berbagi cerita bagaimana keindahan Indonesia. sebenernya Indonesia ini indah
banget, Cuma banyak faktor yang menyebabkan kenapa pariwisata agak ketinggalan
dibandingkan Negara tetangga. Contohnya aja, saat gw di KL, menara pemancar
sinyal televisi yang disebut KL Tower bisa dijadiin tempat wisata, padahal
menurut gw ini sama kayak menara pemancar TVRI yang ada di senayan. Oke skip
sedikit keluh kesahnya, anyway udah pada tahu belum semua apa itu kiluan,
dimana letaknya, jenis lumba-lumba apa itu. Kalo lo jawab itu jenis pesut
bertanduk, lo semua salah. Dari judulnya aja udah ketauan kan kalo kiluan itu
nama daerah wisata, makanya baca yang bener!!, *ditimpuk kulkas*.
Surga emang ga gampang didapat,
itu berlaku juga buat surga di dunia yang disebut Kiluan. Perjalanan darat yang
hampir 4 jam ditempuh dengan jalanan rusak, belum lagi ancaman begal (rampok)
yang gw denger dari temen-temen warga asli. Oh iya, gw belum certain ya Kiluan
itu apa. Kiluan adalah daerah di provinsi Lampung yang berada di daerah teluk
dengan pantai yang Indah banget, pasir putih, air laut yang jernih, hutan dengan
pepohonan yang masih hijau dengan udara yang segar, dan yang paling terbaik
dari itu adalah wisata melihat lumba – lumba liar langsung di habitatnya. Keren
kan, ya pasti namanya juga surga dunia.
Dalam perjalanan kali ini gw ga
sendiri dan ga naik umum karena emang ga ada angkot kesana, cara yang paling
enak adalah berkendara dengan mobil bersuspensi bagus minimal seperti pajero,
fortuner dan sejenisnya, paling enak si pake mobil offroad karena jalanan yang
rusak dan banyak jalanan tanah. Bisa si pake mobil sejenis avanza, tapi waktu
perjalanan akan lebih lama dan peluang ke bengkel akan lebih banyak. Bisa juga
pake motor trail, tapi ini sangat tidak disarankan karena jalanan yang ga aman
oleh rampok.
Perjalanan kali ini adalah perjalanan
gw nebeng rencana jalan-jalan grup koas mantan pacar yang udah menjadi istri
sekarang. Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju kota Metro di Lampung,
perjalanan dimulai 23 desember naik damri jurusan metro dari stasiun gambir.
Info : kalo mau ke lampung ga
usah repot-repot turun naik transportasi antar moda, ada bis damri ke kota-kota
di provinsi lampung, untuk lebih lengkapnya bisa cek websitenya.
Sampe kota metro tanggal 24 pagi,
setelah numpang mandi di kosan temen istri, gw siap2 nunggu dijemput, rencana
jalan yang semula jam 10, ngaret sampe jam 1, ya mau gimana lagi, Kita
Indonesia, kalo ga telat bukan budaya kan #jangandicontoh. Dalam perjalanan
kali ini, gw bersama dengan 8 orang dokter termasuk istri gw, jadi bisa
dikategorikan perjalan yang sehat #yaelah. Mobil yang dipake dalam perjalanan
kali adalah pajero, disupirin oleh Giska. Sepanjang perjalanan dia bawa agak
ngebut, buat ngejar waktu juga, ngebutnya termasuk di jalanan berbatu, dan tiba-tiba
“Gubrakk!!”, mobil menghajar lubang, tapi gak apa-apa (mudah2an), yang apa-apa
adalah kepala gw yang kejedot atap, istri gw nanya kenapa??, gw dengan tampang
cool jawab ga apa-apa.
Setelah perjalanan kurang lebih 4
jam, sekitar jam 5 sore lewat kita sampe, Alhamdulillah. Walaupun ga ada
pengelolaan resmi, kayaknya warga disana udah punya tugas masing-masing,
terbukti dari kordinasi sana yang cukup rapih. Kami parkir di sebuah warung
yang kata warga sekitar emang tempat parkirnya disitu, dari situlah oleh
pemilik warung semuanya diatur, mulai penginapan, kapal, dll. Untuk harga ga
ada patokannya berapa, sebisa lo nego aja kata Dzikri.
Tips : sebelum berangkat belilah
ransum dulu karena disana ga ada yang jual, beli air minum yang cukup, makanan
kecil dan popmie. Disana bisa minta air panas ke pengelola penginapannya.
Setelah nego dan semua siap, kita
naik ke kapal yang akan mengantar ke pulau kiluan dimana penginapan kita
berada. Sebenernya bisa nginep juga di homestay daratan, tapi karena menurut
info dari si ibu penjaga warung penuh, makanya kita dioper ke penginapan di
Pulau Kiluan. Di pulau tersebut sudah dibuatkan kamar-kamar dari kayu yang
seadanya menurut gw, bisa juga nyewa tenda dan bikin di pinggir pantai, saat
itu kami mengambil keduanya. Kamar buat naro barang dan tas, sedangkan tenda
buat ngumpul-ngumpul dan duduk-duduk. Oh iya, ada juga toilet disitu, tapi
jangan berharap terlalu tinggi mengenai kondisinya ya.
Setelah mendirikan tenda, kami
ganti pakaian, solat, dan bebersih sedikit, kemudian menyantap makan malam
(popmie) sambil ngobrol-ngobrol menunggu ngantuk. Mengenai suasananya, ga usah
ditanya lah, pokoknya mantab banget, bisa nenangin pikiran. Bau laut yang segar, pemandangan bintang yang menyenangkan,
dengan suara deburan ombak yang bersahutan, pokoknya bener-bener surga. Malam
itu gw dan istri memutuskan untuk tidur di tenda aja, walaupun hanya
tidur-tidur ayam istilahnya.
Menjelang subuh gw bangun dan
main sebentar di pantai sama istri, diikutin oleh anak-anak lain. Pagi itu
cuaca lagi agak kurang mendukung, sejauh mata memandang di kejauhan tengah laut
awan gelap semua, waduh gagal ni ngeliat lumba-lumbanya. Dalam hati gw berdoa
semoga cuaca menjadi cerah, karena kalo hujan gagallah atraksi utama disana.
Lumba-lumba biasanya mencari makan sekitar jam 5.30 sampe 8.30 an.
waktu menunjukkan pukul 6.30 dan cuaca malah
tambah buruk, hujan deres. Kami Cuma bisa berteduh di tenda, gw akhirnya ngajak
istri untuk berenang daripada cuma bengong, ga disangka anak-anak yang lain
pada ngikutin, ya jadilah kami bermain air dan hujan di pantai seperti anak
kecil. Jam 7 lewat akhirnya cuaca agak cerah, dan jemputan kami untuk melihat
lumba-lumba pun datang, yes. Untuk melihat lumba-lumba kami naik Jukung (kalo
ga salah). Kapal kecil bermesin motor yang muat untuk 4 orang termasuk
nahkodanya. Kami dibawa ke perairan dalam, agak ke tengah laut, airnya ga
kelihatan hijau lagi, tapi sudah biru kehitaman. Bapak nahkoda sepertinya sudah
tau spot untuk lumba-lumba muncul, di tengah-tengah dia mematikan mesin kapal,
dan ga berapa lama, Lumba-Lumba pun muncul.
Lumba-lumba disana ga seperti
yang ada di ancol, ukurannya jauh lebih besar dan warnanya agak hitam. Sungguh
ga bisa digambarkan perasaan saat itu, gw yang anak daratan seneng banget
ngeliat hewan mamalia laut itu di tempatnya langsung, pokoknya seru!!. Setelah
sekitar 1 jam gw mabuk laut, iya mabuk, karena ombaknya yang bener-bener
seperti mengocok perut, sehingga popmie sarapan gw keluar semua, akhirnya
setelah puas dan udah ga tahan mabuk kami memutuskan untuk kembali ke daratan.
Sampe darat gw langsung ganti baju dan langsung tepar di kamar. Untungnya pergi
sama rombongan dokter, lo jadi bisa langsung ditanganin, gw dikasih obat apa
tau, pokoknya minum dan langsung tertidur pulas. Gw cukup nyesel karena mabuk
itu gw dan istri ga ikut snorkeling, tapi kesehatan lebih penting kan.
Sekitar siang gw bangun dan udah
seger, liburan gw di kiluan yang singkat banget udah mau selesai. Setelah
packing, kami semua menunggu jemputan kapal untuk balik ke daratan. Menurut gw
untuk fasilitas di tempat liburan sekelas surga sangat kurang. Semua serba
seadanya dan cukup mahal, total gw menghabiskan sekitar 700rb (rinciannya ada
di bawah), tapi pengalaman sebagus itu ga akan gw bisa lupain dan suatu saat gw
mau balik lagi kesana kalo ada kesempatan.
Surga memang ga gampang didapat,
jalan yang rusak dan tanpa petunjuk arah, fasilitas yang serba seadanya dan
biaya yang cukup tinggi. Emang si keadaan itu kayak pisau bermata dua, kalo
serba gampang transportasi dan lain-lain, sisi
baiknya akan makin banyak orang yang mengenal Kiluan dan berkunjung kesana
sehingga ekonomi masyarakatnya akan makin baik dan fasilitasnya akan makin
bagus, sisi buruknya semakin banyak yang berkunjung kesana, akan lebih
berpotensi merusak kealamian Kiluan. Jadi lebih baik yang mana??.
Tips :
1. Bawa ransum, air mineral dan
makanan kecil & besar siap seduh. Ada si yang jual makanan disana sepaket
sama penginapan, tapi lauk seadanya. Pilihan lo aja si
2. bawa obat – obatan anti mual
3. Jangan buang sampah
sembarangan (paling penting)
4. pake mobil yang bersuspensi
bagus
5. berkunjung pas musim kemarau,
jadi ombak akan agak tenang dan cuaca
agak bagus
Budget (harga tahun 2012) :
1. penginapan : Rp. 150.000 per kamar
2. Tenda : Rp. 75.000
3. Parkir / titp mobil : Rp
50.000
4. Kapal (jukung) : Rp. 200.000 / 3 orang
5. kapal (transport pulau) :
(lupa harganya) kalo ga salah Rp.100.000
6. Ransum (tentative tergantung
jumlah orang), gw patungan untuk yang ini
*untuk asumsi total budget
sekarang dihitung inflasi dll, kurang lebih ditambah 25%.
Comments
Post a Comment
comment anda adalah motivasi saya untuk lebih baik dalam menulis